
Riset MIT: Keseringan Pakai ChatGPT Bikin Aktivitas Otak Melemah
Diposting pada 02 July 2025
Riset MIT: Keseringan Pakai ChatGPT Bikin Aktivitas Otak Melemah
Sebuah riset terbaru dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menunjukkan adanya korelasi antara penggunaan chatbot kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT secara berlebihan dengan penurunan aktivitas otak pada manusia. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran tentang dampak jangka panjang penggunaan teknologi AI yang semakin meluas dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun riset masih dalam tahap awal dan membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan sebab-akibat, para peneliti MIT menemukan adanya penurunan aktivitas di beberapa area otak pada individu yang sering menggunakan ChatGPT untuk berbagai tugas, mulai dari menulis esai hingga memecahkan masalah matematika. Penurunan aktivitas ini diamati melalui pemindaian otak yang dilakukan pada partisipan penelitian.
Mekanisme yang Masih Misterius
Mekanisme pasti di balik fenomena ini masih belum sepenuhnya dipahami. Para ahli menduga bahwa ketergantungan pada AI untuk menyelesaikan masalah dapat mengurangi stimulasi kognitif yang dibutuhkan untuk melatih dan memperkuat koneksi saraf di otak. Dengan kata lain, otak menjadi "malas" karena terbiasa dengan solusi instan yang disediakan oleh AI.
“Otak manusia adalah organ yang plastis, yang berarti ia beradaptasi dan berubah berdasarkan aktivitas yang kita lakukan,” jelas Dr. Anya Sharma, salah satu peneliti utama dalam studi ini. “Jika kita terus-menerus bergantung pada AI untuk melakukan tugas-tugas kognitif, otak kita mungkin akan beradaptasi dengan mengurangi aktivitas di area yang sebelumnya bertanggung jawab atas tugas-tugas tersebut.”
Pentingnya Keseimbangan
Riset ini tidak berarti penggunaan ChatGPT dan teknologi AI lainnya harus dihentikan sepenuhnya. Namun, temuan ini menekankan pentingnya keseimbangan dalam penggunaan teknologi AI. Para ahli menyarankan agar pengguna tetap aktif secara kognitif dan melatih kemampuan berpikir kritis mereka secara mandiri, sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada AI untuk menyelesaikan masalah.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi dampak jangka panjang penggunaan AI pada perkembangan otak, terutama pada anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap perkembangan kognitif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi pengembangan dan penggunaan teknologi AI yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Kata Kunci:
ChatGPT, AI, MIT, Riset Otak, Kecerdasan Buatan, Aktivitas Otak, Teknologi AI, Kognitif