Guru Besar Arkeologi UGM Sebut Menulis Sejarah Tak Boleh Tergesa-gesa
Berita

Guru Besar Arkeologi UGM Sebut Menulis Sejarah Tak Boleh Tergesa-gesa

Diposting pada 12 July 2025

Dilihat 2 kali

Guru Besar Arkeologi UGM Sebut Menulis Sejarah Tak Boleh Tergesa-gesa

Yogyakarta, (Nama Media) – Anggraeni, Guru Besar Arkeologi Universitas Gadah Mada (UGM), mengingatkan pentingnya kehati-hatian dan ketelitian dalam penulisan sejarah. Hal ini disampaikannya dalam sebuah webinar baru-baru ini yang membahas metodologi penulisan sejarah yang baik dan benar. Menurut Prof. Anggraeni, menulis sejarah bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan secara tergesa-gesa. Prosesnya memerlukan riset yang mendalam, analisis yang kritis, dan interpretasi yang bijak.

Dalam webinar tersebut, Prof. Anggraeni menekankan pentingnya verifikasi data dan sumber sejarah. Ia menjelaskan bahwa penulis sejarah harus mampu membedakan fakta dan opini, serta mampu menelaah sumber-sumber sejarah secara objektif. Penggunaan berbagai sumber, baik sumber primer maupun sekunder, juga sangat penting untuk mendapatkan gambaran sejarah yang komprehensif dan akurat. “Jangan sampai kita menulis sejarah berdasarkan asumsi atau spekulasi semata,” tegasnya.

Ancaman Interpretasi yang Subjektif

Lebih lanjut, Prof. Anggraeni juga memperingatkan bahaya interpretasi sejarah yang subjektif dan terpengaruh oleh kepentingan tertentu. Ia menekankan bahwa penulis sejarah harus menjaga netralitas dan menghindari bias dalam penulisan. “Penulisan sejarah yang baik harus mampu memberikan gambaran yang objektif dan seimbang, meskipun hal itu terkadang sulit dicapai,” ujarnya.

Webinar yang diikuti oleh para akademisi, mahasiswa, dan pemerhati sejarah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya metodologi penulisan sejarah yang tepat. Prof. Anggraeni berharap agar penulisan sejarah ke depannya dapat lebih akurat, kredibel, dan bermanfaat bagi pemahaman sejarah bangsa.

Prof. Anggraeni juga menekankan perlunya kolaborasi antar peneliti dan disiplin ilmu dalam menggali dan menulis sejarah. Pendekatan interdisipliner, menurutnya, akan menghasilkan pemahaman sejarah yang lebih kaya dan komprehensif.

Tinggalkan Komentar

Bagikan artikel ini:

Berita Terkait Lainnya