
Contoh Studi Kasus LKPD PPG 2025: Masalah dan Solusinya
Diposting pada 03 August 2025
Contoh Studi Kasus LKPD PPG 2025: Masalah dan Solusinya
Contoh Studi Kasus LKPD PPG 2025: Masalah dan Solusinya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025 menuntut peningkatan kualitas guru melalui berbagai aspek, salah satunya adalah pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang efektif dan inovatif. Banyak guru yang menghadapi tantangan dalam merancang LKPD yang mampu mengakomodasi beragam gaya belajar siswa dan mencapai tujuan pembelajaran. Artikel ini akan menyajikan contoh studi kasus LKPD PPG 2025, mengidentifikasi masalah umum yang dihadapi, dan menawarkan solusi praktis sebagai referensi bagi para guru.
Studi Kasus 1: LKPD yang Terlalu Teoritis
Seorang guru Matematika kelas VII menghadapi kesulitan merancang LKPD yang menarik minat siswa. LKPD yang dibuatnya cenderung terlalu berfokus pada teori dan rumus, tanpa memberikan kesempatan bagi siswa untuk berlatih secara aktif dan terapan. Akibatnya, siswa kesulitan memahami materi dan motivasi belajar mereka menurun.
Masalah: Kurangnya aktivitas praktis dan pendekatan berbasis penyelidikan dalam LKPD, sehingga menimbulkan kebosanan dan kesulitan pemahaman siswa.
Solusi: Guru dapat mengintegrasikan permainan edukatif, studi kasus nyata, atau proyek kelompok ke dalam LKPD. Penggunaan media pembelajaran yang interaktif, seperti video atau simulasi, juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa. Selain itu, perlu dilakukan penyesuaian tingkat kesulitan materi sesuai dengan kemampuan siswa.
Studi Kasus 2: LKPD yang Kurang Terstruktur
Seorang guru Bahasa Indonesia kelas X membuat LKPD yang kurang terstruktur dan terarah. Petunjuk yang diberikan kurang jelas, sehingga siswa bingung dalam melaksanakan tugas. Akibatnya, hasil kerja siswa tidak konsisten dan tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal.
Masalah: Kurangnya struktur yang jelas dalam LKPD, termasuk petunjuk yang tidak rinci dan tujuan pembelajaran yang tidak terukur.
Solusi: Guru perlu merancang LKPD dengan struktur yang sistematis, termasuk tujuan pembelajaran yang terukur, petunjuk yang jelas dan terperinci, serta rubrik penilaian yang mudah dipahami. Penggunaan langkah-langkah kerja yang berurutan juga akan membantu siswa dalam menyelesaikan tugas dengan lebih efektif.
Kesimpulan
Pengembangan LKPD yang efektif merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Dengan memahami masalah-masalah umum yang dihadapi dan menerapkan solusi yang tepat, guru dapat merancang LKPD yang mampu meningkatkan keterlibatan siswa dan mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Semoga contoh studi kasus ini bermanfaat bagi para guru dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan PPG 2025.