
Jusuf Kalla: Universitas Tanpa Pegangan Idealisme Tidak Bisa Berkembang
Diposting pada 27 August 2025
Jusuf Kalla: Universitas Tanpa Pegangan Idealisme Tidak Bisa Berkembang
Jusuf Kalla: Universitas Tanpa Pegangan Idealisme Tidak Bisa Berkembang
Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK), kembali menyoroti pentingnya peran idealisme dalam perkembangan perguruan tinggi di Indonesia. Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan belum lama ini, JK menegaskan bahwa universitas yang kehilangan kompas idealismenya akan kesulitan berkembang dan berkontribusi secara maksimal bagi kemajuan bangsa.
Pernyataan JK ini bukan sekadar kritikan, melainkan refleksi mendalam terhadap dinamika pendidikan tinggi di Indonesia saat ini. Di tengah arus globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, JK mengingatkan perlunya universitas untuk tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur dan tujuan mulia pendiriannya. Bukan sekadar mengejar peringkat atau profit, melainkan mengedepankan pembentukan karakter dan pengembangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Idealisme sebagai Pilar Kemajuan
Menurut JK, idealisme dalam konteks perguruan tinggi mencakup beberapa aspek krusial. Pertama, adalah komitmen pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berorientasi pada penyelesaian permasalahan riil bangsa. Universitas tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu semata, tetapi juga sebagai pusat inovasi dan solusi bagi berbagai tantangan nasional, mulai dari kemiskinan, kesehatan, hingga lingkungan hidup.
Kedua, idealisme juga tercermin dalam komitmen pada pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berakhlak mulia. Universitas memiliki tanggung jawab besar dalam mencetak lulusan yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memiliki integritas, etika, dan jiwa kepemimpinan yang kuat. Hal ini penting untuk membangun bangsa yang maju dan beradab.
Ketiga, idealisme harus diwujudkan dalam bentuk kemandirian dan keberlanjutan. Universitas yang ideal mampu mengembangkan sistem pengelolaan yang efisien dan berkelanjutan, sehingga tidak terlalu bergantung pada bantuan pemerintah atau pihak eksternal lainnya. Kemandirian ini, menurut JK, akan mendorong kreativitas dan inovasi dalam pengelolaan dan pengembangan institusi.
Ancaman Hilangnya Idealisme
JK juga menyoroti beberapa ancaman yang dapat mengikis idealisme di perguruan tinggi. Tekanan untuk meraih peringkat internasional yang terkadang mengorbankan kualitas pendidikan, serta orientasi pada keuntungan ekonomi yang berlebihan, menjadi beberapa faktor yang perlu diwaspadai.
Lebih lanjut, kurangnya dukungan dan regulasi yang kondusif dari pemerintah juga dapat menghambat upaya perguruan tinggi untuk tetap berpegang pada idealisme. Oleh karena itu, JK menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang sehat dan berkelanjutan.
Pernyataan JK ini menjadi pengingat penting bagi seluruh stakeholders di dunia pendidikan tinggi Indonesia. Universitas yang kuat dan berdaya saing tidak hanya diukur dari peringkat internasionalnya, tetapi juga dari komitmennya pada idealisme dan kontribusinya bagi kemajuan bangsa. Semoga pesan ini dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi di Indonesia untuk terus berbenah dan mengedepankan nilai-nilai luhur dalam menjalankan misinya.