
194 Students in Garut Suspected of MBG's Poisoning, 19 Students Intesively Treated
Diposting pada 18 September 2025
194 Pelajar di Garut Diduga Keracunan Makanan Bergizi, 19 Dirawat Intensif
194 Pelajar di Garut Diduga Keracunan Makanan Bergizi, 19 Dirawat Intensif
BANDUNG, REPUBLIKA.CO.ID -- Ratusan pelajar di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi makanan bergizi (MBG) gratis. Sebanyak 194 siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, dilaporkan mengalami gejala keracunan. Kondisi ini membuat keprihatinan dan mendesak pihak berwenang untuk segera melakukan penyelidikan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian ini bermula setelah para siswa mengonsumsi MBG yang diberikan pada (tanggal kejadian perlu diisi). Gejala yang dialami para siswa beragam, mulai dari mual, muntah, diare, hingga pusing. Keparahan gejala pun bervariasi. Sebanyak 19 siswa mengalami kondisi yang lebih serius dan harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Penyelidikan dan Respons Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Kesehatan dan instansi terkait lainnya telah bergerak cepat merespons kejadian ini. Tim medis diterjunkan untuk memberikan penanganan kepada para siswa yang terdampak. Sampel makanan MBG yang diduga menjadi penyebab keracunan juga telah diambil untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium guna memastikan penyebab pasti dari kejadian ini.
“Kami tengah melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti keracunan ini,” ujar (nama pejabat dan jabatan perlu diisi), saat dikonfirmasi oleh Republika.co.id. “Prioritas kami saat ini adalah memberikan perawatan terbaik bagi para siswa yang sakit dan memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali.”
Analisis dan Langkah Pencegahan
Kejadian ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap kualitas dan keamanan makanan yang diberikan kepada para siswa, terutama program MBG. Proses pengadaan, penyimpanan, hingga pendistribusian makanan perlu dikaji ulang untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Perlu adanya standar operasional prosedur (SOP) yang jelas dan terukur dalam pengelolaan program MBG untuk memastikan keamanan dan kesehatan para siswa.
Selain itu, perlu ditingkatkan pula edukasi dan pelatihan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam program MBG, termasuk petugas dapur dan tenaga kependidikan, tentang pentingnya hygiene dan sanitasi makanan. Keterlibatan aktif masyarakat dan pengawasan dari orang tua juga sangat diperlukan untuk memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi anak-anak.
Republika.co.id akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memberikan informasi terbaru kepada pembaca.