Minta Perbatasan Rafah Dibuka, Massa Free Palestina Network Geruduk Kedubes Mesir
Berita

Minta Perbatasan Rafah Dibuka, Massa Free Palestina Network Geruduk Kedubes Mesir

Diposting pada 03 August 2025

Dilihat 2 kali

Minta Perbatasan Rafah Dibuka, Massa Free Palestina Network Geruduk Kedubes Mesir

Minta Perbatasan Rafah Dibuka, Massa Free Palestina Network Geruduk Kedubes Mesir

JAKARTA, REPUBLIKA.CO.ID -- Suasana tegang tercipta di depan Kedutaan Besar Mesir, Jakarta, Sabtu (2/8/2025). Ratusan pengunjuk rasa dari Free Palestina Network (FPN) menggelar aksi demonstrasi, menuntut pemerintah Mesir membuka perbatasan Rafah secara permanen. Aksi yang diwarnai orasi lantang dan pembentangan poster bertema solidaritas Palestina ini menyoroti krisis kemanusiaan yang berkepanjangan di Jalur Gaza.

Para demonstran tampak emosional, menunjukkan keprihatinan mendalam atas pembatasan akses masuk dan keluar Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah yang dikelola Mesir. Mereka berpendapat bahwa penutupan berkala dan ketat perbatasan tersebut memperparah penderitaan warga Palestina, menghalangi akses bantuan kemanusiaan, dan membatasi mobilitas warga sipil.

Tuntutan Pembukaan Perbatasan Permanen

Koordinator aksi dari FPN, [Nama Koordinator dan Jabatan], menyatakan bahwa demonstrasi ini merupakan bentuk tekanan diplomatik kepada pemerintah Mesir agar lebih sensitif terhadap situasi kemanusiaan di Palestina. "Penutupan perbatasan Rafah telah berlangsung terlalu lama dan menyebabkan kesulitan yang luar biasa bagi warga Palestina," tegasnya dalam orasinya. Ia juga menekankan pentingnya akses bebas dan tanpa hambatan bagi bantuan medis, bahan pangan, dan kebutuhan pokok lainnya.

Demonstran membawa berbagai poster dan spanduk yang berisi tuntutan pembukaan perbatasan Rafah secara permanen, serta seruan bagi dunia internasional untuk menekan Mesir agar mempertimbangkan aspek kemanusiaan dalam kebijakan perbatasannya. Aksi ini juga menuntut diakhirinya blokade terhadap Jalur Gaza yang dianggap melanggar hak asasi manusia.

Konteks Geopolitik yang Kompleks

Aksi FPN ini terjadi dalam konteks geopolitik yang kompleks di kawasan Timur Tengah. Perbatasan Rafah memang seringkali menjadi fokus perdebatan, dengan Mesir menimbang pertimbangan keamanan di samping aspek kemanusiaan. Penutupan perbatasan juga seringkali dikaitkan dengan tensi politik antara Mesir, Israel, dan kelompok-kelompok di Gaza.

Ke depan, perlu dipantau bagaimana respon pemerintah Mesir terhadap aksi demonstrasi ini. Apakah tekanan dari kelompok-kelompok pro-Palestina di Indonesia dan dunia internasional akan mendorong Mesir untuk melonggarkan pembatasan di perbatasan Rafah? Pertanyaan ini menunggu jawaban yang akan membentuk dinamika situasi kemanusiaan di Jalur Gaza kedepannya.

Tinggalkan Komentar

Bagikan artikel ini:

Berita Terkait Lainnya