
5 Dampak Konten Flexing di Media Sosial pada Kesehatan Mental, Termasuk Menurunkan Kepuasan Hidup
Diposting pada 06 September 2025
5 Dampak Konten Flexing di Media Sosial pada Kesehatan Mental, Termasuk Menurunkan Kepuasan Hidup
5 Dampak Konten Flexing di Media Sosial pada Kesehatan Mental, Termasuk Menurunkan Kepuasan Hidup
Tren "flexing" atau memamerkan kekayaan dan kesuksesan di media sosial semakin marak. Meskipun tampak sekadar berbagi kebahagiaan, fenomena ini menyimpan dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan mental, bahkan hingga menurunkan kepuasan hidup. Artikel ini akan mengulas lima dampak utama flexing di media sosial dan menawarkan beberapa strategi untuk mengatasinya.
1. Meningkatkan Perbandingan Sosial dan Rasa Iri
Salah satu dampak paling langsung dari konten flexing adalah peningkatan perbandingan sosial. Melihat unggahan orang lain yang menampilkan gaya hidup mewah dapat memicu perasaan iri, rendah diri, dan tidak cukup baik. Perbandingan yang terus-menerus ini dapat mengikis rasa percaya diri dan memicu kecemasan, bahkan depresi.
2. Menurunkan Kepuasan Hidup
Studi menunjukkan korelasi kuat antara paparan konten flexing dan penurunan kepuasan hidup. Alih-alih merasa senang melihat kesuksesan orang lain, individu cenderung fokus pada kekurangannya sendiri, membandingkan hidupnya dengan standar yang tidak realistis dan seringkali tidak tercapai. Hal ini menciptakan siklus negatif yang berdampak buruk pada kesejahteraan mental.
3. Memperburuk Masalah Kecemasan dan Depresi
Bagi mereka yang sudah berjuang melawan kecemasan atau depresi, konten flexing dapat memperburuk kondisi tersebut. Paparan konstan terhadap citra kesuksesan yang sempurna dan ideal dapat meningkatkan rasa tidak berharga dan memperkuat pikiran negatif. Ini mengakibatkan peningkatan gejala kecemasan dan depresi.
4. Mempengaruhi Harga Diri dan Citra Diri
Flexing di media sosial menciptakan standar kecantikan dan kesuksesan yang tidak realistis. Akibatnya, individu mungkin merasa tertekan untuk memenuhi standar tersebut, mengakibatkan penurunan harga diri dan citra diri yang negatif. Mereka mungkin merasa perlu untuk terus "berlomba" dalam menunjukkan pencapaian, sehingga menciptakan lingkaran setan yang merusak.
5. Meningkatkan Tekanan untuk Mengonsumsi dan Membeli
Konten flexing seringkali dikaitkan dengan promosi gaya hidup konsumtif. Melihat orang lain memamerkan barang-barang mewah dapat memicu keinginan untuk memiliki hal yang sama, meskipun tidak diperlukan atau terjangkau. Tekanan ini dapat menimbulkan stres finansial dan meningkatkan rasa tidak puas.
Mengatasi Dampak Negatif Flexing
Untuk mengatasi dampak negatif flexing, sangat penting untuk bijak dalam menggunakan media sosial. Batasi waktu penggunaan media sosial, ikuti akun yang menginspirasi dan positif, fokus pada pencapaian pribadi, dan prioritaskan kesehatan mental. Jika Anda merasa terdampak secara signifikan, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau konselor.
Ingat, kebahagiaan tidak diukur dari kekayaan materi yang dipamerkan di media sosial. Fokuslah pada nilai-nilai dan pencapaian pribadi yang sesungguhnya, dan jangan biarkan konten flexing mengaburkan perspektif Anda tentang hidup.