
Soal Pajak Padel 10 Persen, Pramono: Yang Main Rata-rata Orang Mampu
Diposting pada 04 July 2025
Soal Pajak Padel 10 Persen, Pramono: Yang Main Rata-rata Orang Mampu
Soal Pajak Padel 10 Persen, Pramono: Yang Main Rata-rata Orang Mampu
Polemik rencana penerapan pajak 10 persen untuk olahraga padel terus bergulir. Menanggapi kontroversi tersebut, Menteri Sekretaris Kabinet (Menseskab) Pramono Anung memberikan klarifikasi. Ia menyatakan bahwa mayoritas pemain padel berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas, sehingga penerapan pajak tersebut dinilai relatif tepat sasaran.
“Kalau kita lihat yang main padel itu rata-rata orang mampu,” ujar Pramono Anung kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber berita, (tanggal berita perlu diisi di sini).
Pernyataan Pramono ini muncul sebagai respons atas kritikan publik yang menilai pajak 10 persen untuk olahraga padel memberatkan masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih. Banyak yang berpendapat bahwa pajak tersebut justru akan menghambat perkembangan olahraga padel di Indonesia yang masih tergolong baru.
Analisis: Pajak Padel dan Aspek Sosio-Ekonomi
Pernyataan Menseskab perlu dilihat dalam konteks lebih luas. Olahraga padel memang memiliki biaya yang relatif tinggi, mulai dari biaya lapangan hingga perlengkapan. Hal ini otomatis menyaring kalangan yang mampu mengaksesnya. Pertanyaan mendasarnya adalah: apakah pajak 10 persen ini proporsional dan adil terhadap kelas ekonomi yang menikmati olahraga ini?
Analisis lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah penerapan pajak ini efektif dan berkeadilan. Perlu dipertimbangkan juga bagaimana pemerintah akan mengalokasikan pendapatan dari pajak ini untuk pengembangan olahraga, khususnya olahraga padel itu sendiri. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana pajak ini sangatlah penting untuk mencegah kesenjangan dan memastikan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat luas.
Di sisi lain, perlu dikaji lebih dalam apakah pajak tersebut benar-benar efektif meningkatkan pendapatan negara. Potensi penghasilan dari pajak olahraga ini perlu dihitung secara cermat dan dibandingkan dengan potensi dampak negatifnya terhadap perkembangan olahraga padel.
Ke Depan: Perlunya Dialog dan Transparansi
Perdebatan seputar pajak padel ini seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah untuk meningkatkan transparansi dan dialog publik. Pemerintah perlu melibatkan berbagai pihak, termasuk para pelaku olahraga padel dan pakar ekonomi, untuk membahas kebijakan ini secara komprehensif dan mencari solusi yang lebih adil dan berkelanjutan.
Penerapan pajak yang tepat sasaran dan proporsional akan sangat menentukan keberhasilan program tersebut. Tidak hanya fokus pada peningkatan pendapatan negara, tetapi juga mempertimbangkan dampaknya terhadap perkembangan olahraga di Indonesia.